Pemula dalam trading kripto sering kali kesulitan meraih keuntungan sebelum menguasai cara membaca garis tren, pola grafik, dan pola candlestick. Mayoritas trader amatir justru “dihukum” pasar tanpa ampun hingga kehilangan seluruh modal. Ini terjadi karena konsep yang keliru membuat mereka lalai terhadap tiga pilar utama trading kripto berikut:
1: Mengabaikan hakikat pasar dan transaksi.
Memahami pasar adalah landasan utama bagi investor untuk bertahan dan meraih profit. Inilah pondasi bagi trader dalam membangun sistem konsep dan strategi trading yang solid.
Pasar merupakan arena redistribusi kekayaan, di mana emosi manusia mengendalikan fluktuasi harga. Pada dasarnya, harga terbentuk dari persaingan antara order beli (long) dan jual (short).
Karena dipengaruhi perubahan emosi manusia, pergerakan pasar sangat sulit diprediksi, tidak stabil, dan sangat volatil. Didukung oleh dinamika berbagai kekuatan pasar serta dipengaruhi kebijakan, berita, dana, dan emosi, perubahan harga menempuh lintasan berbeda tergantung periode waktu yang diamati. Meski pergerakan pasar tampak acak dalam jangka pendek, tren jangka panjang selalu dapat diamati.
2. Mengabaikan pengaruh timeframe saat menggunakan pola teknikal untuk mendeteksi sinyal trading.
Pola teknikal terbagi dalam berbagai timeframe: 5 menit, 15 menit, 1 jam, harian, mingguan, dan lainnya. Secara umum, tren jangka panjang mendominasi kecenderungan yang terbentuk dalam periode lebih singkat. Dengan kata lain, selama tren jangka panjang masih berjalan, kecenderungan jangka pendek pun akan mengikuti. Strategi jual beli aset hanya berdasarkan sinyal puncak atau dasar dari pola jangka pendek jarang berhasil di pasar. Membahas tren tanpa menyertakan timeframe adalah langkah yang tidak bijak. Hanya dengan menelaah lintasan harga di berbagai siklus trading, trader bisa mendapatkan sinyal trading yang lebih akurat. Selama kecenderungan jangka panjang stabil, ada alasan kuat untuk meyakini tren saat ini akan berlanjut.
Data besar juga membuktikan bahwa trader yang mengikuti tren mampu meraih imbal hasil lebih tinggi dibanding mereka yang mencoba mengambil untung dari fluktuasi jangka pendek. Di sinilah analisis teknikal berperan penting: membantu trader mengenali tren lalu mengikutinya.
3. Ketiga: Terlalu mengandalkan satu sinyal trading dan menerapkannya di semua situasi.
Perlu dipahami bahwa pasar bukanlah tempat di mana satu formula berlaku untuk semua. Tidak ada indikator teknikal yang bisa diaplikasikan secara universal pada tiap skenario trading. Sinyal trading terdiri atas dua jenis: indikator tren dan indikator osilator. Indikator tren meliputi Bollinger Bands, ADX, Moving Average, dsb., sedangkan indikator osilator antara lain RSI, KDJ, ROC, dan CCI. Kesalahan umum analis teknikal pemula adalah menggunakan satu indikator tanpa memperhatikan skenario spesifik, sehingga rawan memunculkan sinyal palsu dan berujung kerugian besar.
Trader berpengalaman akan mengombinasikan indikator teknikal berbeda untuk membangun sistem analisis unik berdasarkan pengalaman trading bertahun-tahun, sehingga mampu menghadapi berbagai situasi pasar secara efektif.
Singkatnya, analisis teknikal bersifat subjektif, dan efektivitas alat sangat bergantung pada orang yang menggunakannya. Ingatlah, pasar modal selalu melibatkan risiko dan potensi imbal hasil. Jika mengalami kerugian, penyebabnya bisa jadi bukan alatnya, melainkan cara Anda mengelola risiko.
Analisis teknikal berlandaskan tiga asumsi berikut:
Perilaku pasar telah mencakup dan menyerap seluruh informasi;
Harga bergerak mengikuti suatu tren tertentu;
Sejarah selalu berulang.
Analisis teknikal merupakan metode untuk menganalisis dan mengevaluasi tren pasar melalui pergerakan harga dan grafik. Dengan kata lain, efektivitas analisis teknikal berasal dari kenyataan bahwa harga mengikuti hukum tertentu. Ini selaras dengan asumsi ketiga: sejarah berulang, dan ini adalah yang paling penting di antara ketiganya.
Mengapa sejarah berulang?
Untuk menjawabnya, kita perlu memahami keterkaitan antara tiga faktor yang memengaruhi pasar: harga, perilaku, dan psikologi. “Harga” mewakili perilaku pasar—hasil dari tarik-menarik antara pihak long dan short. Perilaku trading dipengaruhi oleh psikologi trading dari kekuatan beli dan jual, yang pada dasarnya didominasi dua emosi: ketakutan dan keserakahan. Karena manusia memiliki inersia dalam perilaku atau reaksi emosional pada situasi tertentu, tren harga pun cenderung mengikuti pola yang telah terbentuk di saat-saat krusial siklus trading.
Dengan menyingkap inersia harga ini, analisis teknikal membantu trader lebih memahami keadaan pasar dan mencerminkan tren harga dalam periode waktu tertentu. Trader bisa menganalisis harga optimal membeli atau menjual aset dari level support dan resistance di pasar. Setiap investor dapat mengembangkan sistem analisis yang sesuai dengan kebiasaan investasinya, dengan mengintegrasikan pola dari berbagai timeframe, dan memprediksi pasar dari beragam sudut. Dengan begitu, baik investor jangka pendek, menengah, maupun panjang, bisa bertindak tepat waktu untuk memaksimalkan hasil trading.
Saat Charles H. Dow memperkenalkan indeks harga rata-rata pasar saham pada 3 Juli 1884, indeks ini hanya mencakup sebelas saham, sembilan di antaranya adalah perusahaan kereta api. Pada 1897, indeks ini berkembang menjadi dua: indeks harga saham industri (12 saham) dan indeks harga saham kereta api (20 saham). Pada 1928, indeks saham industri mencakup 30 saham, dan tahun 1929 diperluas lagi dengan indeks harga saham utilitas. Meski indeks baru terus bermunculan, semuanya berakar pada indeks harga yang diciptakan Dow pada 1884.
Sejarah analisis teknikal di pasar saham telah berlangsung lebih dari satu abad, dan selama seratus tahun evolusi, sistem analisis yang matang telah terbentuk. Metode analisis di pasar kripto berakar pada teori analisis saham yang telah mapan, dan dikembangkan dari sistem analisis saham tersebut, dengan penyesuaian pada beberapa detail agar lebih adaptif dengan dinamika pasar aset kripto.
Mengapa latar belakang ini penting? Mengapa Teori Dow menempati posisi utama? Jawabannya jelas: Teori Dow adalah sumber hampir seluruh teori analisis teknikal modern, atau bisa dikatakan seluruh teori itu—dalam berbagai bentuk—adalah pengembangan dari Teori Dow. Dow adalah perintis sistem analisis teknikal.
Pengguna analisis teknikal terbagi dalam lima aliran utama: Indicatorist, Graphist, Patternist, Candlestickist, dan Wavist.
1、 Indicatorist
Indicatorist mempertimbangkan seluruh perilaku pasar dengan membangun model matematis untuk menghitung indikator yang dianggap dapat merefleksikan aspek tertentu dari kondisi pasar. Nilai ini disebut indeks, dan hubungan antar indeks dapat secara langsung mencerminkan kondisi pasar serta membantu proses pengambilan keputusan. Data yang diperoleh dari indeks tersebut sering kali tidak ditemukan dalam laporan pasar konvensional.
Indikator populer antara lain VOL, MACD, KDJ, RSI, MA, dan seterusnya, yang dikelompokkan menjadi indikator tren, indikator osilator, indikator energi, dan lainnya.
2、 Graphist
Graphist menggambar garis lurus pada grafik sesuai prinsip tertentu lalu memprediksi tren harga berdasarkan posisi garis-garis tersebut.
Metode menggambar garis sangat menentukan karena akurasi analisis sangat tergantung pada ketepatan penarikan garis. Melalui praktik dan riset jangka panjang, kini banyak teori penarikan garis di pasar, seperti trend line dan channel line. Selain itu, golden cross, garis Gann, dan garis sudut juga lazim digunakan. Penguasaan penggunaan garis-garis ini secara bijak sangat meningkatkan peluang sukses di pasar.
3、 Patternist
Patternist percaya bahwa dari bentuk lintasan harga dapat disimpulkan apakah pasar bullish atau bearish, sehingga menjadi panduan trading. Terdapat lebih dari selusin pola populer seperti M head, W bottom, head-shoulders top-bottom, hasil observasi pola oleh banyak generasi trader.
Berbagai pola K-line adalah alat Candlestickist untuk menganalisis kekuatan relatif antara pihak long dan short. Dengan membandingkan kekuatan kedua pihak lewat berbagai bentuk K-line, mereka bisa menilai siapa yang lebih dominan dan apakah dominasi itu bisa bertahan atau berbalik. Grafik K-line adalah grafik terpenting dalam analisis teknikal, dan dibahas secara mendalam dalam artikel khusus.
Mengingat dalam satu grafik harian saja bisa ditemukan lebih dari selusin bentuk K-line, sangat sulit menghitung total kombinasi K-line dalam grafik dengan siklus trading lebih panjang. Namun, lewat pengalaman bertahun-tahun, trader telah menemukan kombinasi K-line yang terbukti efektif untuk membaca tren pasar. Ke depan, metode baru akan terus bermunculan sebagai alat bantu trader.
5.Wavist
Teori gelombang berasal dari karya Charles J. Collins pada 1978 lewat bukunya “Origin of Wave Theory,” namun ide aslinya telah diajukan Elliott sejak 1930-an.
Teori gelombang membandingkan perubahan harga naik-turun dan fluktuasi berkelanjutan di berbagai periode dengan pergerakan gelombang laut. Seperti ombak yang mengikuti hukum alam, harga pasar juga bergerak mengikuti hukum tertentu.
Sederhananya, kenaikan harga terdiri dari lima gelombang, sedangkan penurunan hanya tiga gelombang. Dengan menghitung gelombang, trader dapat memprediksi kapan tren akan berbalik—bearish ke bullish, atau sebaliknya.
Berbeda dari aliran lain yang hanya mendeteksi tren setelah terbentuk, metode wavist memungkinkan prediksi puncak maupun dasar harga jauh sebelum terjadi. Meski begitu, teori gelombang diakui paling sulit digunakan. Trader kerap bingung oleh gelombang besar yang menutupi gelombang kecil serta tumpang tindih yang rumit. Penggunaan teori wavist seringkali bersifat “pintar setelah kejadian”—benar menghitung pola “5 dan 3” setelah siklus selesai, tapi hampir mustahil memprediksi dengan tepat saat tren masih berlangsung.
Lima metode analisis teknikal di atas menawarkan perspektif berbeda bagi trader dalam memahami perubahan pasar. Baik yang berlandaskan teori kokoh maupun tidak, semuanya telah teruji oleh pasar dan bertahan hingga kini. Artinya, kelimanya merupakan intisari pengalaman dan kebijaksanaan banyak trader.
Kelima metode analisis teknikal ini tak saling meniadakan karena memiliki tujuan utama yang sama: membantu trader memahami pasar. Karenanya, berbagai alat analisis bisa digunakan bersamaan untuk memperoleh pembacaan tren yang lebih akurat. Sebagai contoh, indikator dapat mengadopsi teknik tangent maupun morfologi untuk melengkapi analisis pasar.
Perbedaan karakter kelima metode analisis teknikal ini menentukan fokus penerapannya. Ada yang menekankan tren jangka panjang, ada pula yang fokus pada tren jangka pendek; ada yang memprioritaskan posisi relatif harga, ada yang memandang posisi absolut; sebagian menitikberatkan waktu, sebagian lain pada harga. Namun, semuanya mengakui satu prinsip: selama menghasilkan profit, trader bebas memilih metode apapun yang paling sesuai.
Kuasai Pengetahuan Teori
Kami menyarankan seluruh pengguna untuk membaca dan memahami Teori Dow secara seksama. Sebagai fondasi teoritis dan referensi klasik analisis teknikal, teori ini membantu trader menghindari banyak kesalahan dalam membaca pasar. Pengalaman trading menentukan batas bawah profit, sementara batas atas ditentukan oleh kedalaman teori yang dimiliki.
Pahami Dasar Trading dan Sisi Lemah Sifat Manusia
Esensi trading telah dibahas sebelumnya, tak perlu diulang. Namun, faktor lain yang sangat menentukan hasil investasi Anda adalah emosi dan psikologi saat trading. Trader berpengalaman paham betul pentingnya menjaga psikologi sehat menghadapi volatilitas pasar. Mereka pun sadar keterbatasan manusia dan selalu menghormati pasar. Dengan mengakui keterbatasan dan mengambil risiko secara terukur, mereka meraih sukses lebih besar di pasar trading.
Pengalaman adalah Guru Terbaik, Refleksi Sangat Penting
Selain belajar teori, cara terbaik meningkatkan kemampuan trading adalah terjun langsung ke perdagangan kontrak dan mengevaluasi pengalaman dari tiap kasus trading. Hanya dengan cara ini, trader memahami batas analisis teknikal dalam memprediksi pasar dan mengetahui kemampuan dirinya, sehingga sistem analisis bisa terus disesuaikan dan keakuratannya meningkat.
Bangun dan Sempurnakan Sistem Trading
Lakukan manajemen posisi secara ilmiah dan jalankan manajemen risiko efektif. Setelah membangun sistem trading, uji dalam praktik nyata, perbaiki secara berkelanjutan, dan kembangkan hingga menjadi kerangka analisis yang sesuai dengan gaya trading pribadi.
Kursus “Analisis teknikal: alat yang berguna untuk memahami tren dalam trading kontrak” menyajikan pengantar dasar K-line, tren, dan pola teknikal—merangkum esensi metodologi analisis teknikal klasik sekaligus menyingkirkan bagian teori yang sudah tidak relevan. Kami berharap artikel ini membantu Anda memahami alat trading penting ini serta mendorong penggunaannya secara luas di dunia trading.
kursus “Analisis teknikal: alat yang berguna untuk memahami tren dalam trading kontrak”

Penafian
Artikel ini hanya bersifat informatif dan bukan merupakan saran investasi. Gate.io tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi apa pun yang dibuat. Informasi terkait analisis teknikal, penilaian pasar, keterampilan trading, dan pengalaman trader dalam artikel ini tidak boleh dijadikan dasar keputusan investasi. Setiap investasi mengandung risiko dan ketidakpastian, serta artikel ini tidak menjamin hasil atau keuntungan dari investasi apa pun.