Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara mulai memikirkan kembali ketergantungan mereka pada dolar AS. Khususnya, banyak negara di Eropa telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi penggunaan dolar dalam perekonomian. Tindakan semacam ini telah mengguncang pasar keuangan global dan mendorong perlombaan tarif baru, yang mungkin mendorong negara-negara lain untuk mencari alternatif.



Mengapa Eropa memilih untuk mengurangi penggunaan dolar AS? Salah satu alasannya adalah untuk memperkuat kemandirian ekonomi lokal, sehingga tidak lagi terpengaruh oleh fluktuasi dolar. Dengan meningkatnya ketidakpastian pasar dan kemungkinan ancaman sanksi, negara-negara Eropa ingin mengurangi risiko eksternal. Sementara itu, dengan menurunnya pengaruh dolar di seluruh dunia, Uni Eropa sedang mempelajari cara melindungi ekonominya sendiri. Dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar euro terhadap dolar telah melampaui 1,11 dolar, mencapai titik tertinggi dalam beberapa bulan terakhir, yang membuat publik khawatir bahwa AS mungkin menghadapi risiko inflasi tinggi dan resesi ekonomi di masa depan.

Tren ini tidak hanya terjadi di Eropa. Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah mempercepat peralihan perdagangan ke penggunaan mata uang lokal dan mata uang internasional lainnya, seperti Euro dan Renminbi, akibat sanksi ekonomi. Negara-negara lain yang terkena sanksi, seperti Iran dan Korea Utara, juga mulai melarang penggunaan dolar AS, mendorong penggunaan mata uang lokal atau mata uang mitra perdagangan untuk mengurangi ketergantungan pada ekonomi Amerika.

Selain itu, Tiongkok juga mendorong penggunaan Renminbi dalam perdagangan global. Tren ini mengarah pada pembentukan tatanan ekonomi multipolar yang baru, yang dapat menantang posisi dolar dalam mata uang cadangan internasional.

Lalu bagaimana negara lain merespons? Rusia, Belarusia, serta negara-negara seperti Serbia dan Turki masing-masing mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan beralih untuk mempromosikan penggunaan mata uang lokal dan euro. Beberapa negara di Asia dan Amerika Selatan juga mengambil langkah serupa, tidak lagi bergantung pada dolar sebagai mata uang utama.

Secara keseluruhan, pengurangan penggunaan dolar sedang membentuk kembali struktur ekonomi global dan dapat memicu perubahan geopolitik yang lebih luas. Ini juga dapat mempengaruhi perdagangan internasional, dengan lebih banyak negara yang menggunakan mata uang lokal dan mata uang internasional lainnya untuk penyelesaian. Menurut pandanganmu, apakah masih akan ada lebih banyak negara yang bergabung dalam tren de-dolarisasi ini di masa depan? Tinggalkan komentar dan bagikan pendapatmu!
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)