Di garis depan pertemuan teknologi Blockchain dan kecerdasan buatan, kita menghadapi tantangan yang krusial: bagaimana memastikan operasi aman dari agen AI dalam ekosistem blockchain. Dengan munculnya protokol OpenMCP, agen AI diharapkan dapat melakukan query data secara mandiri, memanggil smart contract, dan mengeksekusi transaksi Keuangan Desentralisasi (DeFi). Prospek ini sangat menggairahkan, tetapi juga menimbulkan masalah keamanan yang serius.
Tantangan utama terletak pada manajemen kunci pribadi oleh agen AI. Setiap agen AI yang perlu melakukan operasi penulisan di Blockchain harus menguasai kunci pribadi yang sesuai. Ini menimbulkan pertanyaan mendasar: Dapatkah kita mempercayai AI untuk mengelola kunci pribadi yang mungkin melibatkan aset dalam jumlah besar?
Saat ini, jika kunci privat dari agen AI disimpan dalam bentuk teks biasa di layanan cloud konvensional atau lingkungan lokal, akan menimbulkan risiko keamanan yang tidak dapat diterima. Begitu lokasi penyimpanan ini diretas, semua aset yang dikelola oleh agen AI—baik itu properti pribadi atau kas dari organisasi otonom terdesentralisasi (DAO)—dapat dicuri dalam sekejap.
Kerapuhan yang melekat ini membuat agen AI sulit untuk menangani tugas manajemen aset bernilai tinggi, seperti mengelola kas DAO atau melakukan transaksi DeFi skala besar. Ini tidak hanya membatasi jangkauan aplikasi AI di bidang blockchain, tetapi juga menghambat integrasi mendalam antara teknologi blockchain dan kecerdasan buatan.
Untuk mengatasi tantangan ini, industri perlu mengembangkan solusi manajemen kunci pribadi yang lebih aman dan terpercaya. Arah solusi yang mungkin termasuk teknologi tanda tangan multi, modul keamanan perangkat keras (HSM), atau sistem manajemen kunci terdistribusi berbasis kriptografi ambang. Pada saat yang sama, kita juga perlu membangun mekanisme penilaian dan manajemen risiko yang lengkap untuk menghadapi kemungkinan kesalahan keputusan yang muncul dari agen AI atau situasi di mana mereka dapat dimanipulasi secara jahat.
Meskipun menghadapi tantangan ini, kombinasi antara agen AI dan Blockchain tetap mewakili arah pengembangan masa depan fintech. Dengan kemajuan teknologi yang terus berlanjut dan perbaikan langkah-langkah keamanan, kita beralasan untuk percaya bahwa agen AI pada akhirnya akan memainkan peran yang lebih penting dan aman dalam ekosistem Blockchain, mendorong perkembangan lebih lanjut dari ekonomi Desentralisasi.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
LightningWallet
· 9jam yang lalu
Tidak mendapatkan Kunci Pribadi, masih mau melakukan defi haha
Lihat AsliBalas0
ProposalManiac
· 9jam yang lalu
Sekali lagi melihat pemikiran yang tidak realistis ini, membiarkan AI mengelola kas negara DAO? Siapa yang bertanggung jawab atas Hacker?
Lihat AsliBalas0
RugPullProphet
· 9jam yang lalu
Kunci Pribadi telah diretas, doomed doomed
Lihat AsliBalas0
SatoshiLeftOnRead
· 9jam yang lalu
Jangan terburu-buru percaya pada AI. Kunci Pribadi jangan dimainkan.
Di garis depan pertemuan teknologi Blockchain dan kecerdasan buatan, kita menghadapi tantangan yang krusial: bagaimana memastikan operasi aman dari agen AI dalam ekosistem blockchain. Dengan munculnya protokol OpenMCP, agen AI diharapkan dapat melakukan query data secara mandiri, memanggil smart contract, dan mengeksekusi transaksi Keuangan Desentralisasi (DeFi). Prospek ini sangat menggairahkan, tetapi juga menimbulkan masalah keamanan yang serius.
Tantangan utama terletak pada manajemen kunci pribadi oleh agen AI. Setiap agen AI yang perlu melakukan operasi penulisan di Blockchain harus menguasai kunci pribadi yang sesuai. Ini menimbulkan pertanyaan mendasar: Dapatkah kita mempercayai AI untuk mengelola kunci pribadi yang mungkin melibatkan aset dalam jumlah besar?
Saat ini, jika kunci privat dari agen AI disimpan dalam bentuk teks biasa di layanan cloud konvensional atau lingkungan lokal, akan menimbulkan risiko keamanan yang tidak dapat diterima. Begitu lokasi penyimpanan ini diretas, semua aset yang dikelola oleh agen AI—baik itu properti pribadi atau kas dari organisasi otonom terdesentralisasi (DAO)—dapat dicuri dalam sekejap.
Kerapuhan yang melekat ini membuat agen AI sulit untuk menangani tugas manajemen aset bernilai tinggi, seperti mengelola kas DAO atau melakukan transaksi DeFi skala besar. Ini tidak hanya membatasi jangkauan aplikasi AI di bidang blockchain, tetapi juga menghambat integrasi mendalam antara teknologi blockchain dan kecerdasan buatan.
Untuk mengatasi tantangan ini, industri perlu mengembangkan solusi manajemen kunci pribadi yang lebih aman dan terpercaya. Arah solusi yang mungkin termasuk teknologi tanda tangan multi, modul keamanan perangkat keras (HSM), atau sistem manajemen kunci terdistribusi berbasis kriptografi ambang. Pada saat yang sama, kita juga perlu membangun mekanisme penilaian dan manajemen risiko yang lengkap untuk menghadapi kemungkinan kesalahan keputusan yang muncul dari agen AI atau situasi di mana mereka dapat dimanipulasi secara jahat.
Meskipun menghadapi tantangan ini, kombinasi antara agen AI dan Blockchain tetap mewakili arah pengembangan masa depan fintech. Dengan kemajuan teknologi yang terus berlanjut dan perbaikan langkah-langkah keamanan, kita beralasan untuk percaya bahwa agen AI pada akhirnya akan memainkan peran yang lebih penting dan aman dalam ekosistem Blockchain, mendorong perkembangan lebih lanjut dari ekonomi Desentralisasi.