Baru-baru ini, pasar keuangan global mengalami gelombang besar, yang terutama didorong oleh ekspektasi kuat bahwa Federal Reserve mungkin akan menurunkan suku bunga. Pasar tenaga kerja yang lemah dan data inflasi yang di bawah ekspektasi membuat pasar secara umum percaya bahwa kemungkinan Federal Reserve menurunkan suku bunga pada bulan Oktober melebihi 98%.

Ekspektasi ini telah memberikan dampak signifikan terhadap harga berbagai aset. Indeks S&P 500 sempat mencapai puncak 6800 poin, Bitcoin menembus angka 110.000 dolar, sementara harga emas bahkan melampaui rekor tertinggi di 3.600 dolar per ons.

Dari perspektif aset, ekspektasi penurunan suku bunga sangat menguntungkan bagi emas. Analisis menunjukkan bahwa penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin sepanjang tahun dapat memberikan dukungan valuasi sekitar 9,6% untuk harga emas. Untuk pasar saham, data historis menunjukkan bahwa dalam 12 bulan setelah penurunan suku bunga di periode non-resesi, indeks saham rata-rata naik 18%. Bitcoin sebagai kelas aset yang muncul juga mendapatkan manfaat dari kebijakan pelonggaran dan aliran dana institusi, mendapatkan dukungan di sekitar 111.300 dolar.

Namun, di balik kemakmuran pasar juga tersembunyi risiko. Karena pasar sudah sepenuhnya mencerna ekspektasi pemangkasan suku bunga, investor harus waspada terhadap kemungkinan terjadinya penyesuaian "jual fakta". Yang lebih perlu diperhatikan adalah, jika ekonomi benar-benar terjebak dalam resesi, bahkan pemangkasan suku bunga pun sulit untuk menghentikan penurunan aset berisiko. Data sejarah menunjukkan, setelah pemangkasan suku bunga di periode resesi, indeks S&P 500 rata-rata turun 2,7%.

Selain itu, ketidakpastian kebijakan juga merupakan faktor risiko yang tidak dapat diabaikan. Penutupan pemerintahan dapat menyebabkan keterlambatan dalam penerbitan data ekonomi penting, sementara penurunan suku bunga yang terlalu cepat dapat memicu lonjakan inflasi, dan faktor-faktor ini dapat menyebabkan volatilitas pasar yang tajam.

Dalam lingkungan pasar yang kompleks dan berubah-ubah ini, investor perlu tetap waspada, memantau indikator ekonomi dan perkembangan kebijakan dengan cermat, serta menyesuaikan strategi investasi secara tepat waktu untuk menghadapi kemungkinan fluktuasi pasar.