Seminggu yang lalu, proyek evaluasi kemampuan trading model besar Alpha Arena yang diprakarsai oleh laboratorium penelitian kecerdasan buatan nof1 resmi diluncurkan. Uji coba ini menarik model AI terkemuka dari seluruh dunia untuk berpartisipasi, termasuk GPT-5, Gemini 2.5 Pro, Grok-4, Claude Sonnet 4.5, DeepSeek V3.1, dan Qwen3 Max. Setiap model diberikan dana trading nyata sebesar 10.000 dolar AS, dan bersaing sengit dalam kondisi pasar dan input informasi yang sama.
Hingga saat ini, yang mengejutkan, dua perusahaan teknologi China telah mengembangkan model AI yang menunjukkan kinerja luar biasa. Qwen 3 Max dari Alibaba Cloud menduduki puncak dengan tingkat pengembalian yang mengesankan sebesar 79,43%, diikuti oleh DEEPSEEK CHAT V3.1 dengan tingkat pengembalian mencapai 41,59%. Kedua model ini tidak hanya merupakan satu-satunya peserta yang menghasilkan keuntungan saat ini, tetapi juga jauh meninggalkan pesaing lainnya.
Sebaliknya, GEMINI 2.5 PRO dan GPT 5 dari raksasa teknologi internasional menunjukkan kinerja yang buruk, dengan keduanya mengalami tingkat pengembalian di bawah -60%, yang mengejutkan. Hasil ini tidak hanya menyoroti kinerja luar biasa teknologi AI China di bidang tertentu, tetapi juga memicu perbincangan hangat di kalangan industri mengenai potensi aplikasi AI dalam perdagangan keuangan.
Kompetisi perdagangan AI yang unik ini tidak hanya merupakan ujian langsung dari kekuatan teknologi berbagai model, tetapi juga merupakan upaya penting untuk menguji kemampuan pengambilan keputusan AI dalam lingkungan keuangan yang kompleks. Seiring berjalannya kompetisi, semua pihak memperhatikan apakah model AI ini dapat terus mempertahankan keunggulan, serta strategi mereka dalam menghadapi volatilitas pasar.
Terlepas dari hasil akhirnya, tes kali ini jelas telah membuka kemungkinan baru untuk penerapan AI di bidang keuangan, sekaligus memberikan data praktis dan arah perbaikan yang berharga bagi perusahaan teknologi besar. Arah perlombaan selanjutnya akan terus memengaruhi seluruh komunitas AI dan teknologi finansial.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
15 Suka
Hadiah
15
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
SerumSquirter
· 19jam yang lalu
Dalam negeri mengerjai luar negeri!
Lihat AsliBalas0
AirdropSkeptic
· 19jam yang lalu
Pupupup, terserah siapa pun yang rugi
Lihat AsliBalas0
TokenAlchemist
· 19jam yang lalu
tipikal. ekstraksi alpha asimetris mendukung model keadaan adaptif dibandingkan dengan kerangka kerja kaku. llm barat kurang memiliki intuisi mikrostruktur pasar smh
Lihat AsliBalas0
ZKProofEnthusiast
· 19jam yang lalu
gpt5 tidak dapat mengalahkan Qwen, sangat menyedihkan
Seminggu yang lalu, proyek evaluasi kemampuan trading model besar Alpha Arena yang diprakarsai oleh laboratorium penelitian kecerdasan buatan nof1 resmi diluncurkan. Uji coba ini menarik model AI terkemuka dari seluruh dunia untuk berpartisipasi, termasuk GPT-5, Gemini 2.5 Pro, Grok-4, Claude Sonnet 4.5, DeepSeek V3.1, dan Qwen3 Max. Setiap model diberikan dana trading nyata sebesar 10.000 dolar AS, dan bersaing sengit dalam kondisi pasar dan input informasi yang sama.
Hingga saat ini, yang mengejutkan, dua perusahaan teknologi China telah mengembangkan model AI yang menunjukkan kinerja luar biasa. Qwen 3 Max dari Alibaba Cloud menduduki puncak dengan tingkat pengembalian yang mengesankan sebesar 79,43%, diikuti oleh DEEPSEEK CHAT V3.1 dengan tingkat pengembalian mencapai 41,59%. Kedua model ini tidak hanya merupakan satu-satunya peserta yang menghasilkan keuntungan saat ini, tetapi juga jauh meninggalkan pesaing lainnya.
Sebaliknya, GEMINI 2.5 PRO dan GPT 5 dari raksasa teknologi internasional menunjukkan kinerja yang buruk, dengan keduanya mengalami tingkat pengembalian di bawah -60%, yang mengejutkan. Hasil ini tidak hanya menyoroti kinerja luar biasa teknologi AI China di bidang tertentu, tetapi juga memicu perbincangan hangat di kalangan industri mengenai potensi aplikasi AI dalam perdagangan keuangan.
Kompetisi perdagangan AI yang unik ini tidak hanya merupakan ujian langsung dari kekuatan teknologi berbagai model, tetapi juga merupakan upaya penting untuk menguji kemampuan pengambilan keputusan AI dalam lingkungan keuangan yang kompleks. Seiring berjalannya kompetisi, semua pihak memperhatikan apakah model AI ini dapat terus mempertahankan keunggulan, serta strategi mereka dalam menghadapi volatilitas pasar.
Terlepas dari hasil akhirnya, tes kali ini jelas telah membuka kemungkinan baru untuk penerapan AI di bidang keuangan, sekaligus memberikan data praktis dan arah perbaikan yang berharga bagi perusahaan teknologi besar. Arah perlombaan selanjutnya akan terus memengaruhi seluruh komunitas AI dan teknologi finansial.