Sejarah Hedera terkait kerentanan smart contract ditandai oleh insiden besar pada Maret 2023. Pada peristiwa ini, jaringan mengalami eksploitasi smart contract yang mengakibatkan pencurian token dari sejumlah decentralized exchange (DEX) yang beroperasi di jaringan Hedera. Serangan ini memanfaatkan kelemahan pada kode Smart Contract Service di mainnet Hedera, sehingga pelaku dapat mentransfer token HTS dari akun-akun yang menjadi target ke akun mereka sendiri.
Menanggapi pelanggaran keamanan ini, tim operasi jaringan Hedera segera menonaktifkan proxy yang terdampak. Tindakan cepat ini berhasil mencegah eksploitasi lanjutan dan potensi pencurian token yang dikelola oleh smart contract di seluruh jaringan. Insiden ini menegaskan pentingnya langkah keamanan yang kuat serta protokol respons cepat dalam ekosistem blockchain.
Sejak insiden besar tersebut, Hedera belum melaporkan adanya kerentanan atau eksploitasi smart contract signifikan lainnya. Namun, seiring platform menuju staking permissionless, tantangan keamanan baru bisa muncul. Risiko aktor jahat yang mengumpulkan stake atau membuat banyak identitas validator untuk memengaruhi konsensus telah diidentifikasi sebagai potensi ancaman bagi keamanan jaringan.
| Aspek | Detail |
|---|---|
| Insiden Utama | Eksploitasi smart contract Maret 2023 |
| Area Terdampak | DEX termasuk Pangolin, SaucerSwap, dan HeliSwap |
| Respons | Penonaktifan proxy terdampak |
| Insiden Lanjutan | Tidak ada laporan sejak Maret 2023 |
| Risiko Baru | Potensi kerentanan pada staking permissionless |
Catatan sejarah ini menegaskan perlunya kewaspadaan berkelanjutan dan peningkatan berkesinambungan terhadap keamanan smart contract dalam ekosistem Hedera.
Jaringan Hedera telah menghadapi tantangan keamanan besar, termasuk serangan menonjol pada 2023. Dalam insiden tersebut, peretas mengeksploitasi kelemahan pada kode Smart Contract Service di mainnet Hedera dan berhasil mentransfer token dari akun sasaran ke akun mereka sendiri. Serangan ini secara spesifik menargetkan sejumlah decentralized exchange (DEX) di jaringan, seperti Pangolin, SaucerSwap, dan HeliSwap.
Menanggapi pelanggaran tersebut, tim inti Hedera yang dipimpin CIO/CISO Alex Popowycz dan Dr. Leemon Baird dari Swirlds Labs, segera mengambil tindakan. Mereka menonaktifkan proxy untuk mencegah eksploitasi lanjutan dan potensi pencurian token yang dikelola smart contract. Langkah tegas ini berhasil menghentikan serangan, namun juga mengakibatkan penghentian operasi jaringan untuk sementara waktu.
Insiden ini berdampak signifikan pada ekosistem Hedera, sebagaimana tergambar pada data berikut:
| Metrik | Dampak |
|---|---|
| Total Value Locked (TVL) | Penurunan sekitar 17% |
| Perkiraan Dana Dicuri | Sekitar $600.000 |
| Downtime Jaringan | Penghentian sementara |
Serangan ini menjadi pengingat akan tantangan keamanan yang terus menerus dihadapi jaringan blockchain. Hal ini menegaskan pentingnya penerapan langkah keamanan yang kuat dan kemampuan respons cepat untuk menjaga integritas dan kepercayaan pada sistem terdesentralisasi. Seiring Hedera berkembang, mengatasi kerentanan serta memperkuat pertahanan terhadap potensi serangan di masa depan tetap menjadi prioritas utama demi keberhasilan dan adopsi jangka panjang jaringan ini.
Walaupun Hedera Hashgraph bertujuan menciptakan jaringan terdesentralisasi, penyimpanan token HBAR di bursa terpusat memunculkan risiko sentralisasi yang serius. Bursa-bursa ini biasanya memegang dana pengguna dalam jumlah besar, sehingga berpotensi menjadi titik kegagalan tunggal. Per Oktober 2025, 5 bursa teratas tercatat menguasai sekitar 25% dari seluruh token HBAR yang beredar. Konsentrasi aset pada sekelompok entitas ini bertentangan dengan prinsip desentralisasi jaringan Hedera.
| Bursa | Kepemilikan HBAR | % dari Pasokan Beredar |
|---|---|---|
| Bursa A | 5,2 miliar | 12,3% |
| Bursa B | 2,8 miliar | 6,6% |
| Bursa C | 1,5 miliar | 3,5% |
| Bursa D | 0,8 miliar | 1,9% |
| Bursa E | 0,3 miliar | 0,7% |
Selain itu, tokenomics HBAR juga dapat meningkatkan risiko sentralisasi. Ketika volume transaksi meningkat, nilai HBAR yang dibutuhkan untuk menjalankan jaringan justru menurun, sehingga kepemilikan dapat lebih terpusat. Dinamika ini dapat memperparah risiko sentralisasi akibat kustodian bursa. Untuk menanggulangi risiko tersebut, komunitas Hedera telah mengusulkan solusi kustodian terdesentralisasi dan penguatan mekanisme tata kelola, namun efektivitasnya dalam jangka panjang masih perlu dibuktikan.
HBAR memiliki prospek menjanjikan berkat adopsi di tingkat korporasi dan keunggulan teknologinya. Nilainya berpotensi naik sejalan dengan meningkatnya penggunaan blockchain, sehingga dapat menjadi investasi yang menarik.
Ya, HBAR telah mencapai $1. Prediksi HBAR mencapai $1 pada 2025 telah terwujud, didukung oleh teknologi mutakhir dan pertumbuhan adopsi.
Ya, Hedera berpotensi mencapai $10 pada tahun 2030, ditopang oleh fundamental yang solid dan keunggulan teknologi. Proyeksi jangka panjang memperkirakan potensi melampaui $50 seiring dengan dominasi DAG dan Hashgraph di pasar.
Per 24-10-2025, Melania Trump coin bernilai $0,002673. Nilai ini turun 3,20% dalam 24 jam terakhir dan turun 4,15% selama sepekan terakhir.
Bagikan
Konten