Sikap hawkish Federal Reserve terus menjadi faktor utama yang memengaruhi pasar cryptocurrency di tahun 2025. Dengan suku bunga yang tetap tinggi, investor cenderung memilih aset safe-haven tradisional, yang berdampak langsung pada kinerja mata uang digital. Fenomena ini terlihat jelas pada DeMCP (DMCP), sebuah cryptocurrency baru yang diluncurkan di platform Solana. Meski baru memasuki pasar, DMCP menunjukkan volatilitas tinggi, dengan pergerakan harga yang ekstrem dalam waktu singkat. Contohnya, token ini mencatat kenaikan sebesar 474,03% dalam 30 hari terakhir, namun juga mengalami penurunan sebesar 46,47% dalam periode 90 hari. Volatilitas ini tidak lepas dari pengaruh kondisi ekonomi makro yang dibentuk oleh kebijakan Federal Reserve. Dampak kebijakan tersebut terhadap berbagai cryptocurrency dapat dilihat pada perbandingan berikut:
| Cryptocurrency | Perubahan 30 Hari | Perubahan 90 Hari |
|---|---|---|
| DeMCP (DMCP) | +474,03% | -46,47% |
| Bitcoin (BTC) | +15,2% | -8,7% |
| Ethereum (ETH) | +12,8% | -11,3% |
Data ini menegaskan tingginya volatilitas di pasar kripto, terutama pada token baru seperti DMCP, saat investor menghadapi dinamika kebijakan moneter hawkish Federal Reserve.
Data ekonomi terkini memperlihatkan dampak inflasi yang konsisten terhadap valuasi aset digital, khususnya di pasar cryptocurrency. Token DeMCP yang beroperasi di platform Solana menjadi contoh nyata tren ini. Walaupun baru diluncurkan pada tahun 2025, DeMCP menunjukkan volatilitas harga yang tinggi, merefleksikan sensitivitas pasar terhadap tekanan inflasi.
Rincian kinerja DeMCP berikut menggambarkan fenomena tersebut:
| Periode Waktu | Perubahan Harga |
|---|---|
| 24 jam | -6,96% |
| 7 hari | +46,95% |
| 30 hari | +474,03% |
| 60 hari | -26,15% |
| 90 hari | -46,47% |
Fluktuasi harga tersebut memperlihatkan hubungan kompleks antara inflasi dan nilai aset digital. Meski pergerakan harga jangka pendek tampak volatil, tren jangka panjang menunjukkan bahwa investor semakin melirik cryptocurrency sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Hal ini tercermin dalam performa DeMCP selama 30 hari terakhir, yang melonjak hingga lebih dari 474%.
Namun, dengan harga token saat ini sebesar $0,00006977 dan kapitalisasi pasar fully diluted senilai $69.774,32, DMCP tetap masuk kategori aset spekulatif tinggi. Seiring inflasi terus memengaruhi lanskap ekonomi, investor perlu mempertimbangkan secara cermat peran aset digital seperti DeMCP dalam portofolio mereka, menimbang potensi keuntungan terhadap tingkat volatilitas yang tinggi di pasar ini.
Keterkaitan antara pasar keuangan tradisional dan cryptocurrency semakin jelas dalam beberapa tahun terakhir. Ketika pasar saham dan harga emas mengalami fluktuasi, dampaknya langsung terasa di sektor cryptocurrency. Hubungan ini semakin menonjol di tengah ketidakpastian ekonomi atau peristiwa global. Sebagai contoh, saat pasar saham merosot, investor cenderung mencari aset alternatif seperti cryptocurrency, sehingga memicu peningkatan permintaan dan potensi lonjakan harga. Sebaliknya, kinerja positif pasar saham bisa menyebabkan dana keluar dari pasar kripto. Korelasi antara emas dan cryptocurrency, khususnya Bitcoin, menjadi sorotan di kalangan analis. Sebagian melihat Bitcoin sebagai alternatif digital emas, sehingga pergerakan harganya dapat mengikuti tren emas dalam kondisi pasar tertentu. Namun, hubungan ini tidak selalu konsisten, sebagaimana ditunjukkan oleh variasi korelasi di periode berbeda. Dinamika pasar ini sangat memengaruhi cryptocurrency baru seperti DeMCP (DMCP). Sebagai token yang baru tumbuh di ekosistem Solana, pergerakan harga DMCP sangat dipengaruhi tren pasar yang lebih luas, sehingga efek fluktuasi pasar saham dan harga emas terhadap valuasi serta volume perdagangan DMCP dapat semakin besar.
Bagikan
Konten